Lewati ke:
Dewasa ini ada semakin banyak jenis jamur yang bisa dimakan dan mudah ditemui di pasaran. Bentuknya bermacam-macam, warnanya berbeda-beda, dan begitupun ukurannya. Asalnya bisa dari berbagai belahan dunia dengan label harga yang bervariasi.
Baik bagi yang vegetarian, mereka yang mencari bahan sehat kekinian, ataupun yang sekadar hobi masak, kesemuanya punya masalah sama saat menemui jenis-jenis jamur berbeda di rak supermarket. Pertanyaan seperti, “Enaknya dimasak jadi apa, ya?” atau “Ingin coba yang beda, tapi enak tidak, sih?” bisa jadi terbersit, bukan?
Nah, lebih baik jika mengenal lebih dulu aneka macam-macam jamur yang bisa dimakan dan banyak ditemui di supermarket – karakter uniknya dan juga beberapa ide masakan yang bisa dicoba. Yuk, simak!
1. Jamur Shiitake
Jamur yang berasal dari Asia Timur ini menjadi salah satu yang paling populer di dunia. Jamur ini tumbuh alaminya di antara bangkai dahan pepohonan. Inilah mengapa arti shiitake dalam bahasa Jepang adalah jamur pohon shii atau sejenis ek.
Bentukannya khas dengan warna payung cokelat gelap serta memiliki tangkai. Teksturnya yang kenyal terkenal di kalangan vegetarian karena bisa mengganti peranan daging. Selain itu, jamur shiitake sangat fleksibel dan bisa diolah menjadi macam-macam masakan. Masakan wajib coba yang menggunakan jamur shiitake adalah bakso tahu crispy jamur dengan saus mozzarella atau sup ayam pedas jamur.
2. Jamur Kuping
Seperti yang bisa diduga, jamur ini dinamakan demikian karena bentukannya yang seolah seperti kuping atau mangkuk. Normalnya, jamur kuping memiliki ukuran hingga 3-8 cm dan biasanya tidak bertangkai. Jamur ini tumbuh di bangkai dahan pohon elder atau sambucus dan ditemukan di berbagai penjuru dunia mulai dari Asia, Australia, Afrika, dan juga Eropa.
Keunikan jamur kuping adalah teksturnya yang renyah dan menyerupai jelly, namun bila dikeringkan akan menjadi keras. Contoh masakan yang bisa dibuat dengan menggunakan jamur ini adalah misoa jamur udang.
3. Jamur Enoki
Jamur yang satu ini biasanya tumbuh di sisa akar pohon yang telah tumbang. Meskipun awalnya sangat populer digunakan dalam kuliner Jepang, jamur yang satu ini kini telah dibudidayakan di berbagai negara Asia Timur lainnya. Jamur ini berukuran kecil dan bergerombol serta memiliki tangkai yang panjang. Warnanya yang putih begitu khas membedakannya dengan varietas lainnya. Meskipun kini enoki juga ada yang berwarna kecokelatan.
Ukurannya yang kecil dan teksturnya yang renyah paling cocok digunakan sebagai bahan utama masakan rebusan. Nabeyaki atau Korean hot pot, hingga rebusan kuah mala juga sering dipadankan dengan jamur ini di antara sekian banyak bahan-bahan lainnya. Selain itu, enokitake juga biasa ditemukan pada masakan sup ataupun tumisan dan juga salad.
4. Jamur Kancing/Champignon
Inilah tipe jamur yang paling sering kita temui. Bentuknya bulat, gemuk, dan memiliki tangkai. Pada masakan, penggunaan jamur kancing cukup fleksibel karena bisa dipakai di berbagai jenis menu seperti nasi goreng jamur ataupun tahu isi jamur. Jamur inilah yang paling banyak dibudidayakan di dunia dan secara komersil tersedia dimana-mana. Lantas apa yang membedakan? Ternyata tingkat kematangannya!
Jamur kancing hanyalah satu sebutan yang mewakili apa yang orang Indonesia biasa sebut sebagai jamur. Ketika belum matang, jamur ini juga dikenal sebagai jamur cokelat, chestnut, ataupun cremini. Kemudian ketika ia beranjak matang, maka namanya akan menjadi jamur portobello. Perubahan ini lebih ditujukan untuk ukuran dan warnanya, dan tidak akan memengaruhi kandungan nutrisinya yang tinggi. Contoh masakan yang bisa dicoba adalah resep nasi goreng jamur dan bakso jamur ayam.
5. Jamur Tiram
Jamur tiram dikenal karena bentuknya yang gemuk dan berbentuk tabung, namun ukuran payungnya kecil. Untuk tipe yang lebih besar, maka jamur ini disebut king oyster mushroom. Harganya relatif tinggi dibandingkan jamur biasanya dan bisa diolah menjadi macam-macam masakan.
Keistimewaannya ada pada umur simpannya yang relatif panjang dan teksturnya yang berdaging. Dari segi rasa, jamur tiram juga akan menjadi gurih bila dimasak. Karena ukurannya yang besar, jamur ini lebih fleksibel lagi dimasak dengan macam-macam cara. Dari ditumis, direbus, hingga dibakar. Jamur tiram kini tersedia banyak di pasaran dan bisa berasal dari Asia Timur ataupun Eropa.
6. King Oyster Mushroom
Disebut juga King Trumpet Mushroom, jenis jamur yang satu ini merupakan jamur tiram dengan ukuran yang lebih besar. Masakan yang bisa dicoba persis sama dengan menu-menu yang menggunakan jamur tiram. Di antara inspirasi yang bisa dicoba adalah menu se’i jamur ataupun tumis bayam jamur tiram.
7. Jamur Shimeji
Satu lagi jamur dari Asia Timur yang makin populer adalah jamur shimeji. Bentuknya lebih gemuk daripada enoki dan terdiri dari dua jenis, ada yang berwarna putih dan ada yang cokelat. Kini shimeji tersedia di banyak supermarket lokal dan harganya sangat terjangkau. Jamur yang satu ini paling cocok sebagai menu tumisan atau sebagai bahan dalam sup. Satu resep yang bisa dicoba adalah tumis cumi jamur.
Macam-macam jamur yang bisa dimakan masih banyak jenisnya dari seluruh penjuru dunia. Di antara yang paling dihargai tinggi misalnya adalah maitake, porcini, morel, chanterelle, hingga tentunya truffle hitam dan putih. Selain bentuknya yang unik dan menjadikan presentasi masakan lebih cantik, jamur begitu disukai karena nutrisi dan fleksibilitasnya. Inilah yang menjadikan Indonesia semakin beragam memiliki koleksi jenis-jenis jamur. Manakah yang selanjutnya ingin dicoba?